18 Aug W3 | Be Courageous

Posted at 11:05h in September, Topics 2025 by

REFERENCE BIBLE VERSES

‭‭

Yosua 1:9 | “Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.” (TB)

1 Petrus 5:7 | “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (TB)

OBJECTIVE

Untuk mengingatkan kita bahwa kita juga dapat menjadi kuat dan berani—bukan karena kemampuan kita sendiri, tetapi karena Dia yang berjanji akan selalu menyertai kita.

CONTENT

FAITH OVER FEAR

  • Seringkali, kita membiarkan ketakutan—bukan iman—menuntun keputusan kita. Kita ragu-ragu untuk mengikuti panggilan Tuhan karena hal yang tidak diketahui terasa sangat berat. 2 Korintus 5:7 mengingatkan kita: "Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat." (TB)
  • Mata jasmani kita cenderung terpaku pada hambatan yang terlihat, menyebabkankita lupa bahwa Allah selalu bekerja di balik layar. Meskipun tidak terlihat, Dia tidak pernah absen.
  • Pikirkan Petrus: ia berjalan di atas air selama matanya tertuju pada Yesus. Namun, saat ia memusatkan perhatian pada badai, ketakutan menguasainya, dan ia mulai tenggelam (Matius 14:22–33). Seperti Petrus, kita menghadapi badai hari ini—tekanan finansial, hubungan yang rusak, atau masa depan yang tidak pasti. Pilihan ada pada kita: akankah kita memandang kepada Yesus atau tenggelam dalam ketakutan?
  • Iman dan ketakutan tidak dapat hidup berdampingan. Ketakutan mendistorsi pandangan kita tentang Allah dan memperbesar masalah kita. Musuh menggunakan ketakutan untuk menahan kita, tetapi iman menggerakkan kita maju. Iman mengingatkan kita akan kuasa dan janji-janji Allah, membuka pintu yang hanya dapat Dia buka. Hidup oleh iman berarti mempercayai Dia yang tidak pernah gagal dan menyerahkan kekuatan kita sendiri kepada-Nya.​

TRUST THE ALL-SUFFICIENT GOD

  • Ketika doa-doa sepertinya tidak terjawab, mudah sekali untuk bersandar pada pengertian kita sendiri. Tetapi Amsal 3:5–6 memberitahu kita: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (TB)
  • Pengertian kita terbatas—tetapi hikmat-Nya tidak terbatas. Ketika orang Israel terpojok di Laut Merah, mereka tidak melihat jalan keluar. Namun, Allah membelah air melalui Musa (Keluaran 14). Dia tidak menghilangkan rintangan; Dia membuat jalan melaluinya.
  • Allah kita sanggup sepenuhnya. Dia menjadikan alam semesta dengan firman-Nya, membelah laut, dan membangkitkan orang mati. Kekuatan-Nya tidak pernah pudar. Hikmat-Nya tidak pernah gagal. Janji-janji-Nya tetap benar. Apapun yang kita hadapi hari ini, kita dapat membawanya kepada-Nya—Dia lebih dari sanggup.​

COURAGE COMES FROM SURRENDER

  • Keberanian dimulai dengan mengakui bahwa kita tidak dapat melakukan semuanya sendiri. Sementara dunia menghargai kemandirian, Allah memanggil kita untuk menemukan kekuatan melalui penyerahan diri. Mempercayai-Nya berarti melepaskan kendali dan bergantung pada hikmat dan kuasa-Nya dalam setiap situasi.
  • 1 Petrus 5:7 berkata, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (TB) Kita tidak pernah dimaksudkan untuk membawa beban kekhawatiran kita sendiri. Memegang kecemasan ibarat berkata, “Aku lebih mempercayai diriku sendiri daripada aku mempercayai Allah.” Kesombongan dapat membuat kita tidak mau melepaskan, tetapi Allah dengan penuh kasih mengajak kita untuk meletakkan beban kita di kaki-Nya.
  • Ketika Yosua menggantikan Musa dalam memimpin Israel ke Tanah Perjanjian, Allah tidak berkata, “Jadilah kuat karena kamu mampu.” Dia berkata, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu... sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi." (Yosua 1:9, TB)
  • Keberanian bukanlah tidak adanya ketakutan—itu adalah kehadiran iman di tengah pergumulan. Dan iman bertumbuh ketika kita berhenti mencoba mengontrol apa yang hanya bisa Allah lakukan.​

CONCLUSION

Keberanian sejati bukanlah sesuatu yang kita hasilkan sendiri. Itu dibangun melalui iman kepada Allah, berakar pada kepercayaan akan kecukupan-Nya, dan disempurnakan melalui penyerahan diri kepada kehendak-Nya. Apapun yang Anda hadapi—keputusan sulit, ketakutan akan masa depan, atau musim ketidakpastian—Allah memanggil Anda untuk hidup dengan berani. Bukan dengan kekuatan Anda sendiri, tetapi dengan beristirahat dalam kehadiran Dia yang berjalan dengan Anda melalui setiap badai.

REFLECTION/DISCUSSION QUESTIONS

  • Bagaimana Anda dapat hidup dengan keyakinan yang lebih besar dengan mengetahui bahwa Anda dikuatkan oleh Allah?
  • Seperti apa praktiknya "hidup oleh iman, bukan oleh penglihatan" dalam keputusan sehari-hari Anda?
  • Apa satu langkah keberanian berdasarkan iman yang pernah Anda ambil di masa lalu?

REFERENCES