REFERENCE BIBLE VERSES
1 Timotius 6:17-19 | Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.
Matius 6:19-21 | Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
OBJECTIVE
Monthly Theme: Excellence in Stewardship
Mengakui Tuhan sebagai pemilik utama semua sumber daya dan menyimpan harta di surga
CONTENT
WEALTH COMES FROM ABOVE
- Menjadi kaya – memiliki harta benda atau uang yang berlimpah – dapat dipandang sebagai anugerah dari Allah (Yakobus 1:17). Namun, apa yang kita lakukan dengan anugerah itu dapat meningkatkan kebaikan atau menciptakan lebih banyak kejahatan.
- Alkitab mengajarkan bahwa meskipun kekayaan itu sendiri tidak salah dan dapat digunakan untuk tujuan Allah dan tujuan yang benar, namun bahayanya juga signifikan. Sikap berdosa yang terkait dengan kekayaan – termasuk keserakahan, kesombongan, menempatkan kekayaan di atas Allah, dan cinta uang yang egois – dapat menyebabkan pengabaian terhadap Allah dan dapat membawa kejatuhan ke dalam godaan rohani. (1 Timotius 6:9)
- Agar tidak jatuh ke dalam godaan, kekayaan harus disikapi dengan hikmat dan komitmen untuk mengelolanya. Kita harus senantiasa mengingat bahwa kemampuan kita untuk menciptakan kekayaan berasal dari Allah dan bahwa segala sesuatu yang kita miliki pada akhirnya adalah milik Tuhan. (Ulangan 8:18)
- Yesus menekankan pentingnya harta surgawi di atas harta duniawi (Matius 6:19-20). Orang kaya yang menganggap kekayaan mereka sebagai milik Allah, menyadari bahwa harta duniawi memiliki tanggal kedaluwarsa. Mengetahui hal ini, kita didorong untuk menggunakan dan mengelola apa yang kita miliki dengan cara yang mendatangkan manfaat bagi kerajaan Allah dan memiliki makna kekal - yaitu berbuat baik, menjadi kaya dalam perbuatan baik, murah hati kepada yang membutuhkan, dan selalu siap berbagi dengan orang lain. (1 Timotius 6:18).
STEWARDING OUR TREASURES WISELY
- Pengelolaan yang bijaksana meyakini pandangan bahwa kita bukanlah pemilik apa pun, melainkan pengelola segalanya. Dan ketika hati kita tidak tergoda oleh keinginan akan kekayaan materi, kita dapat membuktikan diri sebagai pengelola yang setia atas apa yang telah Allah percayakan kepada kita. (Matius 25:14-15)
- Pengelolaan yang bijaksana dimulai dari masalah hati. Ini berarti apa pun yang kita lakukan dalam perkataan atau perbuatan, kita perlu memeriksa implikasinya bagi hati kita - apakah kita menjadi lebih serupa Kristus atau berfokus pada diri sendiri. Pada akhirnya, mengelola kekayaan kita berfokus pada melindungi dan menjaga hati kita dari harta palsu.
-
Pertimbangkan beberapa karakteristik pengelolaan yang bijaksana ini:
○ Pengelola yang bijaksana murah hati. Memberi dengan murah hati adalah tindakan iman yang menjaga hati kita terlindungi dari cinta uang. (1 Timotius 6:10)
○ Pengelola yang bijaksana mengakui kedaulatan Allah. Allah berjanji untuk memenuhi segala kebutuhan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya (Filipi 4:19). Tanpa mengakui hal ini, hati kita dapat tergoda untuk iri kepada mereka yang gaya hidup dan kekayaannya melampaui kita.
○ Pengelola yang bijaksana membangun hubungan. Yesus mendorong kita untuk menggunakan kekayaan duniawi demi kebaikan orang lain dan menjalin persahabatan daripada berfokus pada pengumpulan kekayaan demi diri sendiri. (Lukas 16:9).
○ Pengelola yang bijaksana mempersiapkan masa depan. Sebagaimana Yusuf mendorong Firaun untuk menabung selama tahun-tahun kelimpahan sebagai persiapan menghadapi masa kelaparan yang akan datang (Kejadian 41:36), menabung dapat memberikan perlindungan di masa bencana, dan juga mencegah hati kita dari kecenderungan untuk berfoya-foya. - Di atas segalanya, tempat kita menginvestasikan harta kita menunjukkan di mana hati kita berada (Matius 6:21). Menginvestasikan harta kita dalam hal-hal materi membuat hati kita tetap tertambat pada nilai-nilai duniawi; namun, ketika kita berinvestasi dalam hal-hal yang bernilai kekal, hati kita tetap setia kepada Tuhan.
REFLECTION/DISCUSSION QUESTIONS
- Apa perbedaan antara kekayaan duniawi dan kekayaan rohani? Apa saja tanda-tanda dalam hidup Anda yang menunjukkan bahwa Anda menjadi kaya di dalam Tuhan?
- Apa saja harta yang dipercayakan Tuhan kepada Anda? Bagikan beberapa langkah praktis tentang bagaimana Anda akan mengelolanya.
REFERENCES
- https://tabletalkmagazine.com/article/2025/08/stewarding-our-treasures/#:~:text=Stewardship%20begins%20in%20the%20heart,6:9–10)
- https://www.gotquestions.org/Bible-wealth.html
- https://discipleship.org/blog/the-disciple-and-money-a-lesson-in-stewardship/
- https://www.gotquestions.org/for-where-your-treasure-is.html