REFERENCE BIBLE VERSES
Galatia 6:4-5 | Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.
OBJECTIVE
Monthly Theme: Excellence in Relationship
- Untuk memahami bahwa hubungan kita dengan orang percaya lainnya adalah penting karena memamerkan kasih Kristus dalam tindakan, dan perbandingan bisa tidak sehat dalam hubungan kita dengan orang lain karena dapat menumbuhkan rasa tidak aman, kesombongan, atau perpecahan.
- Untuk memahami bahwa Tuhan menciptakan kita masing-masing secara berbeda dan untuk memenuhi kebutuhan tertentu dalam generasi kita.
- Untuk belajar merayakan dan menjadi benar-benar bahagia ketika orang lain berhasil, alih-alih merasa terancam, tertinggal, atau iri.
CONTENT
ENVY DESTROYS US
- Media sosial membuatnya sangat mudah dan berbahaya untuk hidup dalam perbandingan, terus-menerus mengukur nilai kita terhadap pencapaian orang lain. Kita sering melihat kesuksesan orang lain dan bertanya-tanya, "Mengapa saya belum mencapai tahap yang sama?" Alkitab memperingatkan kita akan hal ini, "Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!" (2 Korintus 10:12). Ketika kita menilai diri sendiri dengan standar manusia dan bukan standar Tuhan, kita jatuh ke dalam jebakan iri hati, yang mendistorsi tujuan kita dan mencuri sukacita kita.
- Pikirkan, pernahkah Anda merasa sedikit puas dengan kegagalan seorang teman, atau lega ketika rekan kerja tidak mendapat promosi? Iri hati menipu kita untuk percaya bahwa berkat Tuhan untuk kita terbatas, tetapi rencana-Nya unik, berkelimpahan, dan tidak pernah berkurang karena kesuksesan orang lain.
- "Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang" (Amsal 14:30). Perbedaannya jelas: kedamaian menghasilkan kehidupan, sementara iri hati mengurasnya. Ketika hati kita berakar pada damai sejahtera Tuhan, kita melepaskan kekhawatiran dan kecemasan. Tetapi iri hati memutar perspektif kita dan menjebak kita dalam perlombaan perbandingan yang tak ada habisnya. Iri hati tidak hanya meracuni pikiran kita. Ia menguras sukacita, merugikan kesehatan kita, dan membutakan kita akan kebaikan Tuhan dalam hidup kita sendiri.
CELEBRATE WITH OTHERS
- "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!" (Roma 12:15). Perintah ini menyerukan kita untuk saling menguatkan sebagai anggota tubuh Kristus. Merayakan orang lain mengajarkan kerendahan hati dan mengalihkan fokus kita dari diri sendiri kepada Kristus. Ini adalah disiplin rohani yang membentuk karakter kita dan memperdalam kasih kita kepada orang lain. Hidup tidak pernah dimaksudkan untuk semua tentang "saya", ini tentang "kita."
- Yesus datang ke dunia yang berpusat pada dirinya sendiri tetapi menjalani hidup yang tidak mementingkan diri-Nya sendiri. Dia merayakan iman, menghormati ketaatan orang, dan mengakui mereka yang tidak diperhatikan. Mengikuti teladan-Nya berarti berusaha keras untuk mengangkat orang lain, membagikan kabar baik mereka seolah-olah itu milik kita, dan menunjukkan sukacita yang tulus atas kesuksesan mereka. Tidak mementingkan diri sendiri berarti menjadi lebih seperti Kristus.
- Ketika kita memilih merayakan di atas persaingan, kita memperkuat persatuan dalam komunitas dan gereja. Sukacita menjadi menular, dan hubungan tumbuh lebih kuat karena dibangun atas dorongan, bukan perbandingan. Bayangkan sebuah komunitas di mana setiap berkat dilipatgandakan, bukan diukur. Itulah jenis komunitas yang mencerminkan hati Kristus.
HOW TO STOP COMPARING
- Cara tercepat untuk berhenti membandingkan adalah dengan mulai mengucap syukur. Rasa syukur mengalihkan fokus kita dari apa yang tidak kita miliki kepada apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Saat kita secara konsisten berterima kasih kepada Tuhan untuk berkat-berkat harian-Nya, hati kita menjadi kurang terganggu oleh kehidupan orang lain. Paulus mengingatkan kita untuk mengucap syukur dalam segala hal (1 Tesalonika 5:18), bukan karena hidup ini sempurna, tetapi karena Tuhan selalu setia.
- Selanjutnya, fokuslah pada panggilan kita. Tuhan merancang kita untuk tujuan unik yang tidak dapat dipenuhi orang lain dengan cara yang sama. Alkitab memberitahu kita, "Hendaklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri" (Galatia 6:4–5). Ketika kita menempuh jalan yang Tuhan sediakan bagi kita, kita tidak lagi merasa perlu untuk membandingkan, karena kita tahu nilai kita berasal dari Tuhan, bukan dari persaingan.
- Terakhir, pilihlah komunitas yang mengarahkan Anda kembali kepada Kristus, bukan standar dunia. Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang merayakan daripada membandingkan. Dengan pertolongan Tuhan, kita dapat mengganti iri hati dengan rasa syukur, rasa tidak aman dengan tujuan, dan perbandingan dengan perayaan.
CONCLUSION
Ketika kita berhenti membandingkan dan mulai merayakan, kita menemukan sukacita yang lebih dalam dan persatuan yang lebih kuat di dalam Kristus. Kita harus selalu diingatkan bahwa rencana Tuhan untuk kita adalah unik dan berkelimpahan, dan kita tidak perlu merasa terancam oleh kesuksesan orang lain. Mari pilih rasa syukur, dorongan, dan perayaan, yang mencerminkan hati Yesus dalam setiap musim kehidupan.
REFLECTION/DISCUSSION QUESTIONS
- Dalam area kehidupan apa Anda paling sering tergoda untuk membandingkan diri dengan orang lain?
- Kapan terakhir kali Anda dengan tulus merayakan kesuksesan orang lain? Bagaimana perasaan Anda?
REFERENCES