REFERENCE BIBLE VERSES
Yohanes 14:15-17 | “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
Amsal 3:5-6 | Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
OBJECTIVE
Untuk membuat keputusan berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab dan kasih kita kepada Yesus Kristus.
CONTENT
PRINCIPLES VS. PREFERENCES
- Filsuf Prancis Albert Camus pernah berkata bahwa hidup adalah kumpulan dari semua pilihan kita. Dari menekan tombol tunda hingga donat yang kita buat sendiri saat makan siang, kehidupan modern menghadirkan jutaan pilihan yang nyaman yang disesuaikan dengan keinginan kita yang cepat berlalu sebelum kita menyadari bahwa penilaian kita telah dirusak oleh satu momen godaan.
- Apakah kita cenderung condong padaapa yang dikatakan Alkitab atau hanya pada keinginan pribadi kita? Perhatikan pola dominan yang cenderung kita ikuti, karena pola tersebut akan menentukan arah hidup kita. Sebagai orang percaya, pada akhirnya, kita harus mendasarkan keputusan kita pada janji-janji Tuhan. Ini berarti kita membiarkan Roh kebenaran membimbing kita, menawarkan kebijaksanaan, dan memastikan keputusan kita aman dalam batasan prinsip-prinsip ilahi. Dalam teguran penuh kasih dan keyakinan yang tajam, Roh Kudus memperlengkapi kita untuk menjadi saksi kebenaran dan jalan Yesus Kristus dalam hidup kita.
- Bersama Sang Penolong, Tuhan menyatakan kehendak-Nya melalui Firman. Alkitab lebih dari sekadar kumpulan pedoman operasional—Alkitab adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita (Mazmur 119:105). Ketika diayunkan, "pedang Roh" (Efesus 6:17) dapat menembus kebajikan duniawi dan menyingkapkan apa yang berada di luar kehendak Allah yang baik, menyenangkan, dan sempurna (Roma 12:2). Merenungkan Firman secara teratur dan berdoa atas kebenaran memperlengkapi kita untuk kebaikan bahkan saat kita memasukkan preferensi pribadi dalam pengambilan keputusan kita.
OBEDIENCE UNTO DEATH
- Membuat keputusan tidak selalu semudah memilih kehendak Tuhan daripada kehendak kita sendiri. Tuhan telah menciptakan kita semua unik dan menempatkan keadaan rumit yang unik bagi pengalaman manusiawi kita. Ini agar kita dapat merasakan dan melihat, dengan iman dan bukan dengan penglihatan, berbagai aspek hikmat-Nya karena gereja adalah satu tubuh dengan banyak anggota (Mazmur 34:8, Roma 12:5). Jika kita terjebak dalam dilema moral, kita sebagai orang percaya dipanggil untuk membuat pilihan yang tepat yang mengakui keseluruhan hidup seseorang, namun tetap setia dalam konteks tuntunan dan bimbingan Roh.
-
Ambil contoh Taman Getsemani: Yesus begitu bersusah hati sehingga Ia lebih suka Bapa-Nya mengambil cawan-Nya. Namun, Ia berkata, "tetapi bukan seperti yang Aku kehendaki, melainkan seperti yang Kau kehendaki." Pilihan untuk menerima cawan ini, meskipun Ia bersedih, telah diberitahukan dengan sepatutnya dan dipertimbangkan dengan saksama:
- Telah dinubuatkan selama berabad-abad bahwa Ia adalah Juruselamat umat manusia
- Tanpa penyaliban-Nya, Bapa akan selamanya dipenuhi dengan kesedihan karena kemerosotan moral kita
Jika kita menyatakan Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat hidup kita, kebenaran ini seharusnya menjadi bagian dari identitas inti kita dan berperan sebagai faktor utama dalam setiap aspek proses pengambilan keputusan kita. - Kadang-kadang, menyangkal preferensi pribadi kita untuk memprioritaskan kemuliaan Tuhan dapat membingungkan. Namun, Allah senang menghadirkan pemeliharaan yang tak terduga ketika kita dengan setia mengerjakan keselamatan kita bersama Roh Kristus (Rm. 8:28). Seperti seorang ayah mengasihi anaknya, Ia memanggil kita untuk mencerminkan kedewasaan dan ketaatan Putra-Nya yang patut dicontoh dalam pengambilan keputusan kita sehari-hari. Hadiah untuk pekerjaan kita tidak berakhir dengan kematian. Sebaliknya, jumlah pilihan hidup kita, bahkan yang kita anggap sebagai kesalahan, akan terbawa hingga kekekalan.
REFLECTION/DISCUSSION QUESTIONS
- Ceritakan saat Anda bingung antara memilih keputusan yang lebih baik daripada keputusan yang sesuai dengan firman-Nya. Apa saja kemungkinan hasil dan konsekuensi dari setiap keputusan? Mana yang akhirnya Anda pilih?
- Apakah Anda memiliki mentor yang Anda minta nasihatnya saat Anda mencoba membuat keputusan yang bijaksana? Bagaimana orang ini membantu Anda?
REFERENCES
- https://www.victorygp.com/blog/2021/10/04/embracing-the-holy-spirit-s-conviction
- https://discipleship.org/blog/biblical-decision-making/amp/
- https://www.gotquestions.org/decision-making-Bible.html
- https://tabletalkmagazine.com/posts/gods-will-and-personal-decision-making/
- https://www.youtube.com/watch?v=3wn3P87jOi8